Rakendallas – 269


Maizelle sudah sampai ditempat Rakendallas, enam bulan yang lalu ia berdua di tempat ini, dengan janji mereka akan bertemu lagi setelah enam bulan.

Tapi, sekarang saja Jargas belum mengucapkan selamat datang atau selamat menjadi juara, mungkin memang sangat sibuk atau sedang sibuk berdua dengan Asellia.

Maizelle terus berjalan kedalam, sampai mulai terlihat ada meja dan tempat duduk yang pernah ia dudukin enam bulan yang lalu.

Jreng

Suara petikan gitar.

Mata Maizelle mulai menulusuri sumber suara dari mana, karena setaunya, tempat ini hanya ia dan Jargas yang tau, tidak ada lagi, mungkin baru bertambah tadi Jauzan, tapi jika sumber suara itu dari Jauzan juga tidak mungkin karena tadi lelaki tersebut sudah pamit pulang, lantas siapa?

Ekhem-ekhem, ah suara gua aneh.

Sekarang suara manusia yang sedang berbicara sendiri.

Maizelle mulai takut, tapi ia penasaran akhirnya ia mulai terus masuk kedalam tempat itu.

Dan ternyata suara tersebut berasal dari seorang lelaki sedang latihan gitar, siapa lagi kalau bukan Jargas.

“Ra-raken?”

Jargas kaget karena ada suara yang sama persis seperti suara Maizelle, “kok ada suara ijel?”

“Ya gue disini.”

Jargas menoleh kebelakang, lalu spontan ia berdiri sembari memegang gitarnya.

“Ma-maiizelle? Ijel...?”

Maizelle tersenyum dengan mata yang sudah berkaca-kaca, “h-hai? apa—” sebelum Maizelle menyelesaikan omongannya—Jargas langsung memeluk Maizelle, “kangen.. gua kangen..”

Benteng pertahanan Maizelle pecah, akhirnya butiran bening turun terus menerus dari mata Maizelle, “g-gue juga..”

“Kenapa nggak dateng ke bandara?”

“Gua harus hadir dipembukaan kafe, maaf ya?”

“Iya nggak apa-apa..”

Jargas melepaskan peluk nya itu dengan pelan, “janji enam bulan yang lalu, kita sama-sama nepatin itu ya?”

Maizelle mengangguk dengan suara terisak, “i-iya, tapi gue yang dateng kesini!”

“Jel, gua tadinya mau besok ketemuannya karena gua tau lo pasti cape baru pulang.”

“Kalau urusan sama lo, ngga akan ada capenya tau!” timpal Maizelle.

Satu kalimat itu membuat Jargas salah tingkah.

“Maizelle dengerin gua baik-baik ya..”

Maizelle mengangguk.

“Gua nggak kayak laki-laki lain, yang buat sesuatu untuk terlihat terkesan istimewa nanti nya, gua nggak bisa bikin surat atau apapun yang buat lo bisa inget kenangan itu. Tapi, gua Jargas Rakenzo Harold bisa nunggu lo, bisa buktiin omongannya, bisa nepatin janji nya, karena sampai detik ini rasa sayang dan cinta gua ke lo malah semakin bertambah.”

“Maizelle Dallas, enam bulan yang lalu kita pernah setuju tentang hubungan apa yang bakal kita lanjutin setelah kita melewati enam bulan ini..”

“Sekarang disini gua mau mengungkapkan rasa gua ke lo, kalau gua disini masih dengan perasaan yang sama dan rasa sayang yang beda.”

“Kenapa beda?”

“Dulu cuman sayang aja, sekarang sayang banget, hehehe.”

Maizelle memukul dada bidang Jargas, “JAIL BANGET!”

“Sakit, daripada dipukul mending di sayang.”

“RAKEN!!!”

“Iya-iya oke serius ya..”

“Iya.” jawab Maizelle dengan mengerucutkan bibirnya.

“Maizelle, mau jadi pacar Raken ngga?” tanya Jargas sembari menatap lekat Maizelle.

Tanpa pikir panjang, Maizelle mengangguk dengan cepat, “MAUUUUU!!!”

Jargas menghela nafasnya dengan lega lalu mengangkat Maizelle dan menggendong nya, “MAIZELLE PACAR RAKEN!!!!” teriak Jargas dengan tertawa lepas.

Maizelle pun ikut tertawa lepas, “EH RAKEN, BELOM DI TES GITAR SAMA NYANYI YA?”

Jargas menurunkan Maizelle, lalu menggaruk kepala nya yang tak gatal, “hehehe, iya..”


kalau bisa kalian sambil dengerin lagu Adriansyah Martin – Bukan salah jodoh

Maizelle duduk dan Jargas berdiri didepan Maizelle sembari posisi siap untuk memetik gitarnya.

Kulihat senyum manismu Ada cinta yang kurasa menyapa hati ini Tak ingin kumenunggu Jadikanlah aku oh cinta kekasih pilihan di hatimu Kupercaya dirimu satu cintaku

Tuhan tolong aku katakan padanya Aku cinta dia bukan salah jodoh Dia untuk aku bukan yang lainnya Satu yang kurasa pasti bukan salah jodoh

Bila cinta t'lah bicara Takkan ragu hati ini mendekat kepadamu Tak ingin kumenunggu Jadikanlah aku oh cinta kekasih pilihan di hatimu Kupercaya dirimu satu cintaku

Tuhan tolong aku katakan padanya Aku cinta dia bukan salah jodoh Dia untuk aku bukan yang lainnya Satu yang kurasa bukan salah jodoh

Setelah selesai—Jargas menyanyikan lagu tersebut, Maizelle berdiri lalu tepuk tangan sekencang-kencangnya.

“Kok nangis?” tanya Jargas heran.

“Terharu aja, ngebayangin pasti susah ya belajarnya?”

“Buat kamu, apapun aku lakuin.”

Maizelle membelalakan matanya, “bilang apa tadi?”

“Buat kamu, apapun aku lakuin? Kenapa?”

“HAH? I-INI A-AKU K-KAMU SEKARANG?”

Jargas terkekeh, “kan udah pacaran.. mau lo-gue aja?”

“BUKAN.. BUKAN GITU, a-anu itu, kamu lucu..”

Jargas mendekat lalu mengecup bibir Maizelle, “ i love you.”

“RAKENNNNNN!!! I LOVE YOU MORE.”

Jargas tertawa lepas, “ayoo kita pulang. Udah mendung.”

“Ayo.”