rakendallas – 237
Lelaki yang memakai hoodie hitam dengan celanan jeans, sedang duduk sembari menunggu perempuan nya datang, ah mungkin bukan perempuannya namun teman perempuannya.
Yang ditunggu-tunggu oleh Jargas telah tiba, ia berlari seperti anak kecil mengarah kepadanya, Jargas sungguh gemas kepadanya, tatapan nya tak pernah berubah, selalu ceria, memang itu yang selalu mencirikan bahwa dia Maizelle Dallas.
“RAKEN HALLOOOO!!”
Tanpa sadar Jargas memeluk Maizelle didepan teman-teman nya dan tentunya Aresa teman dekat Maizelle pun ada, untuk mengantar Maizelle.
“RAKENNNN JANGAN NANGIS!!!” celetuk Maizelle karena ia tau bahwa lelaki yang sedang memeluk nya sangat sedih karena akan berpisah dengan dirinya.
“6 bulan doang, gimana kalo 6 taun!!” celetuk lagi dari Maizelle, namun Jargas tidak menggubris apapun ia tetap terlelap dengan memeluk Maizelle sekarang. Ingin rasanya waktu berhenti sejenak agar ia bisa lebih lama lagi memeluk, Maizelle.
Jargas melepaskan pelukannya, lalu menatap lekat Maizelle, “jangan bandel ya disana? Makan yang banyak, minum yang banyak, jaga kesehatannya.”
“Lo juga, lebih rajin datengin kafe sama distro lo ya!!!”
Jargas terkekeh pelan, “oke siap, bu boss!!”
“Raken..”
“Iyaa, Raken hadir..”
“Hahaha, pasti kangen sama jawaban “iya, Raken hadir”. Gemes banget sih!!!”
Jargas yang tahan akan gombalan Maizelle sekarang ia membalikannya lagi, “Padahal yang gemes ada didepan gua, ah tapi yang gemesnya mau ninggalin gua 6 bulan.”
Maizelle mengerucutkan bibirnya, “kalau kangen gimana?”
“Gua disini, ngga akan kemana-mana.”
“Yakin? Padahal ini bisa jadi kesempatan lo buat balikan sama Asell.”
Jargas memegang kedua pipi Maizelle, “rakennya lagi nunggu ijel, antara lanjut atau ngganya, kita berdua harus nunggu 6 bulan.”
“Boleh gue minta satu permintaan?”
Jargas mengangguk, “apa?”
“Gendong!”
Jargas tertawa lalu segera menggendong Maizelle, “ayo jalan!!!”
Jargas pun jalan dengan pelan-pelan karena mengingat dulu ia pernah membawa Maizelle dengan cara menggendongnya. Kenangan indah yang Jargas dan mungkin Maizelle pun tidak akan melupakan itu.
“Raken..”
“Iyaa, Raken hadir..”
“Gue punya satu tantangan buat lo..”
“Apa?” tanya Jargas.
“Kan lo paling ngga bisa ngegitar sambil nyanyi, nah nanti setelah 6 bulan itu, ketika ketemu gue mau tes lo, dengan lo harus nyanyi sambil ngegitar gimana?” ujar Maizelle dengan penuh semangat lalu menyimpan dagunya di pundak Jargas.
Jargas mengangguk pelan, “gua terima tantangan lo.” lalu Jargas menurunkan Maizelle karena sudah saat nya dia untuk berangkat.
Jauzan, Rama, Gavileo dan Aresa hanya bisa melihat kedua insan ini yang sedang sedih karena akan berpisah.
“Berangkat dulu ya.” ucap Maizelle sembari memegang kopernya.
Serentak yang ada disana langsung menganggukan kepala lalu tersenyum kepada Maizelle.
“Raken, ijel berangkat dulu ya.”
Jargas memegang tangan Maizelle, “sampai ketemu di tempat Rakendallas ya?”
Maizelle mengangguk semangat, “pasti, pasti kita bakal ketemu disana.”