maafin, papa dan mama


jangan lupa membaca narasinya sambil setel lagu ayah-seventeen

Laneya dan Nelson turun kebawah untuk menemui orang tuanya. Papah nya segera memeluk anak perempuannya ini, begitupun mama nya memeluk anak lelakinya, Nelson.

“Maafin papah. Maafin papah ya Ney, dari kecil hidup kamu sudah papah atur, papah gapernah dengar keinginan kamu apa, papah gapernah tau keadaan badan kamu atau hati kamu yang sebenarnya gimana, selama beberapa tahun semenjak kakak kamu Nadia meninggal, papah dan mamah jahat sama kalian berdua.”

Laneya dan Nelson secara bersamaan melepaskan pelukan dari keduanya.

“Mamah juga minta maaf, selama ini hanya bisa diam, tidak membela kalian. Mamah minta maaf, Nel, Ney. Mama tau kalian kecewa.”

“Harusnya papah yang bisa nopang kalian kalau lagi sedih, maafin papah,” ucap Rojer terisak, “papah emang ayah yang gagal bagi kalian.”

Laneya dan Nelson bersamaan memeluk ayah nya —mereka memang kesal, tetapi mereka tidak pernah sampai membenci Rojer, mau bagaimanapun juga Rojer adalah ayah mereka.

Nelson memegang tangan mamah nya lalu menariknya, agar mamah nya juga ikut berpelukan bersama.

“Papah jangan bilang gitu.” jawab Laneya dengan nada yang bergetar.

“Papah hanya ingin jaga kamu, Ney. Jaga dari lelaki yang jahat. Papah takut kejadian Nadia, terulang lagi dan itu kepada kamu. Ney, maafin papah. Cara papah menjaga kamu memang salah. Seharusnya dimasa muda mu ini, papah lebih dekat dengan kamu. Bukan dengan cara mengekang kamu, tapi papah harus dekat dengan kamu.”

“Nelson, maafkan papah juga. Papah takut karena kamu menjadi lelaki brengsek seperti mantan Nadia yang dulu. Makanya papa serba mengatur semua urusan kamu. Cara papah mendidik kamu juga salah bukan dengan seperti ini. Bahkan papa ga peduli terhadap kamu, maafkan papah ya Nelson, papah hanya ingin membuat kamu menjadi lelaki yang kuat dan baik. Tapi, cara papah yang salah, sekali lagi papah dan mamah minta maaf kepada kamu dan Laneya.” ujar Rojer sudah bukan terisak lagi, tapi ia menangis dengan sejadi-jadinya.