Laneya & Waykaze


Suara gemuruh motor mulai terdengar oleh Laneya, ia bersiap-siap untuk menemui Gavileo, “ini kok suara motor nya banyak ya? apa perasaan gue doang?” batinnya.

Laneya pun keluar rumah nya lalu melihat ada Jargas, Rama dan Jauzan juga disana.

“Kak G? ini bareng anak waykaze juga?” tanya Laneya sembari menghampiri Gavileo.

Gavileo mengangguk, “main sama temen-temenku juga ya? Gapapa kan?”

“Kita nggak ngigit kok, Ney.” celetuk Jauzan.

“Paling godain dikit.” timpal Jargas.

“Berurusan sama gua lu semua, kalau ada yang godaain cewe gua.” timpal lagi Gavileo tidak mau kalah.

Jargas, Rama dan Jauzan tertawa puas, “santai aja anjir.” ujar Jauzan.

Empat motor sekarang sedang melaju jalan daerah Lembang. Tentu saja, Laneya dibonceng oleh Gavileo, suasana Lembang yang dingin membuat Laneya semakin memeluk Gavileo, “dingin kak, gapapa kan aku peluk?”

Tanpa jawaban, Gavileo hanya mengelus kedua tangan Laneya agar tidak kedinginan.

Mereka berhenti sejenak, Jargas, Rama dan Jauzan mencari Indomart sekitaran sana. Gavileo dan Laneya duduk melihat pohon-pohon dan gunung-gunung yang terlihat jelas jika melihat nya di daerah Lembang.

“Masih dingin?”

Laneya menggeleng, “nggak.”

“Dulu, aku sering jalan-jalan ke Lembang gini sama ayah. Nggak jelas sih emang jalan-jalan doang, tapi buat aku itu kenangan sama orang nya. Dan sekarang aku ajak kamu sama Waykaze, dan itu buat aku seneng, aku punya kenangan baru disini, nggak hanya tentang ayah doang. Tapi, sekarang tentang kamu dan Waykaze.”

“Waykaze berarti banget buat kamu ya kak?”

“Awalnya nggak, karena aku kira mereka tempat disaat aku lagi gabut doang,” Gavileo tertawa kecil, “ternyata mereka selalu ada buat aku. Semenjak ayah aku meninggal, aku ngerasa Waykaze itu keluarga aku juga,” Gavileo menoleh, “dan sekarang ada kamu. Kamu bagian dari hidup aku juga.” Gavileo mengelus pipi Laneya.

“Jangan buat wajah aku merah!”

Gavileo terkekeh, “aku belum pernah peluk kamu yang lama ya, Ney?”

Laneya sontak kaget dengan pertanyaan Gavileo.

“Nanti ya, selepas event renang kamu selesai. Nanti aku bakal peluk kamu yang lama. Aku janji.”

Laneya menunduk malu, “kakak ih apaan sih.”

“Makanya harus juara ya? lusa nanti. Hadiahnya dipeluk aku yang lama kalau juara.”

Jauzan, Jargas dan Rama hanya melihat momen Laneya dan Gavileo di belakang, mereka tidak berani menggangu sepasang kekasih yang sepertinya terlihat sedang deep talk.

“Kamu tau ngga? aku ngga pernah ciuman sama siapa pun. Kecuali sama ibun itu juga terakhir waktu kelas 3 SMP.”

“Boong banget.” jawab Laneya dengan nada meledek.

“Eh beneran. Dan, aku mau kamu yang jadi firts kiss aku. Tapi, nanti kok Ney. Tenang aja, ngga sekarang.”

“Kak Gavi itu penuh kejutan yang aku ngga habis pikir kalau kamu ini nyata dan ada di kehidupan aku.” ucap Laneya

“Dan kamu perempuan yang hebat bisa buat aku sejatuh ini sama kamu.” timpal Gavileo yang ingin memeluk Laneya detik itu juga namun ia tahan.

“Aku harus tepatin janji aku buat peluk kamu nanti. Padahal udah gatahan pengen sekarang aja.”

“Kakak!!!”

“Laneya!!!”

Setelah itu mereka memulai lagi perjalanan mereka tentunya bersama Jauzan, Jargas dan Rama.