kangen

Jauzan menyimpan semua barang nya di sofa, ia segera pergi ke dapur untuk menemui Velasya.

“K-kak..” ucap Velasya yang terkejut karena Jauzan memeluknya dari belakang.

“Lagi apa, hm?” tanya Jauzan menyimpan dagu nya di pundak Velasya.

“Lagi belajar, ya kamu liat lah ini lagi apa.”

Ketika Velasya sedang mengoceh, Jauzan dengan sigap menciumi pipi Velasya, “kangen, jangan marah-marah.” ucapnya.

“Mau pelukan terus ini?”

Jauzan tertawa kecil, “iya aku lepas, tapi lanjut di sofa ya.”

“Heh.” sembari mencubit perut Jauzan, “nakal banget ya sekarang.”

Jauzan hanya tersenyum dengan kegirangan, karena ia sudah beberapa hari tidak bertemu perempuannya ini.

Mereka duduk berdua sembari mendengarkan lagu dan memakan cemilan.

“Aku mau cerita.” celetuk Jauzan.

Velasya langsung menoleh, karena jika Jauzan udah berbicara seperti itu artinya ceritanya ini serius.

“Boleh, sini deketan.”

Jauzan mendekatkan diri nya kepada Velasya, lalu menyender ke pundak Velasya seperti anak kecil.

“Asellia pulang.”

“Asellia itu, temen kamu waktu kecil kan?”

“Iya. Tapi dia belum tau aku punya pacar.”

“Yaudah, gapapa.”

Jauzan lalu membenarkan posisinya lalu memegang kedua pipi Velasya, “masa pacar aku yang cantik, manis, cantik lagi dan sangat cantik ini, ngga aku pamerin sih?”

Velasya tertawa kecil, “ya terus kamu mau gimana?”

“Pengennya go public.”

“Kak.”

“Iya-iya maaf, tapi kapan?”

“Kalau aku udah siap, tanpa kamu suruh-suruh juga aku pasti bilang kok di publik.”

“Sekarang fokus dulu aja sama pekerjaan yang baru kamu jalanin ini.” sambungnya.

Jauzan mengerucutkan bibirnya.

“Kak Ujan, jangan gemes kayak gitu depan cewek lain ya?”

Jauzan segera memeluk gadis yang ada dihadapannya ini, “iya ngga.” jawabnya.