Hug


Jangan lupa baca narasi nya, sambil dengerin lagunya Afgan – Untukmu Aku bertahan yaaa.

Laneya segera mengetuk kamar Nelson meminta untuk mengantarkan nya kerumah Gavileo, “kak please, anterin aku biar mamah sama papah ga curiga.”

“Iya-iya, yaudah kakak siap-siap dulu ya. Kamu tunggu diluar.”

“Oke.”

Selang setengah jam Laneya sampai dirumah Gavileo, ibu nya Gavileo tentunya sangat senang dengan kedatangan Laneya dan Nelson.

“Kak Gavi nya ada dimana bun?”

“Kamarnya, masuk aja gih.”

Laneya mengangguk dan segera masuk kedalam kamarnya Gavileo.

“Kak..”

Gavileo yang terlihat Laneya masih terbaring tidur menghadap tembok kamarnya.

“Kak Gavi...”

“K-kak..”

Gavileo membalikan badannya lalu spontan duduk karena terkejut, “Ney?”

“Beneran Ney? Atau cuman aku yang halu?”

Laneya datang menghampiri Gavileo dan duduk disebelahnya, “kak, apa kabar?”

“Kak, aku kangen.”

“Kak, aku khawatir sama kakak, kakak ngga balas chat aku, kakak juga ngga ada dikampus, aku sempet cari ke fakultas kakak, tapi ngga ada—” Laneya berhenti berbicara karena lelaki yang ada dihadapannya ini seperti sedang menangis.

“M-maaf.” ucap Gavileo yang masih menunduk.

“A-aku pengecut, Ney.”

“Can i hug you?” tanya Gavileo.

Tanpa aba-aba Laneya segera memeluk Gavileo, tangisan Gavileo pecah pada saat Laneya memeluk nya.

“Ney, tunggu sebentar ya, aku ngga akan ninggalin kamu. Aku disini, ngga kemana-mana. Maaf, untuk malam ini aku jadi Gavileo yang lemah.”

Laneya mengelus punggung Gavileo, “nangisin aja kak, ngga apa-apa kok, keluarin semuanya ada aku disini.”

“Ney, aku ngga pernah ninggalin kamu.” ucapnya lagi.

Laneya menahan tangisnya, “iya, aku percaya sama kakak.”

“Pertanyaan papah kamu itu, ngingetin sama kejadian aku waktu dulu, dimana Anna ngasih pertanyaan yang sama, aku harus pilih dia atau waykaze. Karena aku ngga sempat mikir panjang dan karena dulu aku sayang sama dia, aku milih dia, Ney. Dan ternyata pilihan aku itu salah. Dari sana mimpi buruk aku dimulai. Ney, aku minta maaf. Aku takut sama masa lalu ku, tapi karena ada kamu, aku ngerasa semua itu harus dilawan, aku harus kuat.” ujar jelas Gavileo yang masih dalam pelukan Laneya.

“Ney, bertahan tanpa aku dulu ya?”

“Aku janji, bakal selesain ini semua, aku janji bakal kembali sama kamu.”

Laneya masih diam, ia menggigit bibir bawahnya dan matanya mulai memerah.

“Lagu itu buat kamu, lagu yang aku cover itu tujuannya buat kamu, karena aku ngga berani ketemu kamu langsung, karena bakal kayak gini, Ney.”

“Laneya, aku minta maaf.”

Laneya melepas pelukannya dengan pelan, “ngga, kakak ngga salah. Jangan minta maaf.”

Gavileo memberanikan diri menatap Laneya, “tunggu aku ya, tunggu aku buat kita bisa sama-sama lagi.”