FGTN, 407


Pada saat Laneya membukakan pintu untuk Gavileo, tiba-tiba Gavileo pun segera memeluk Laneya lalu mengelus punggung perempuan tersebut.

“Maafin aku.” ucap lelaki itu yang sekarang masih memeluk Laneya malah semakin erat.

“Kak, sesek.”

Gavileo pun segera melepaskan pelukannya tersebut.

“Kamu kenapa?” tanya Laneya.

“Aku abis ketemu Anna tadi.”

“Hal yang aku takutin dia belum pergi beneran kejadian.”

“Anna?” tanya Laneya karena ia masih shock.

“Iya, Anna. Mantan aku.”

“Kita cuman ketemu sebentar terus dia minta maaf gitu ney, abis itu—”

“Abis itu kalian ngapain?” tanya Laneya memperjelas.

“Dia secara tiba-tiba meluk aku sebentar abis itu langsung cium bibir aku.”

Mata Laneya mulai panas dan memerah.

“Sumpah demi Tuhan. Itu, bukan kemauan aku. Aku mau nolak tapi gerakan dia cepet banget, Ney.”

“Udah?” suara Laneya mulai serak.

“Maaf.”

“Aku kesini karena gamungkin jelasin di chat.” ucap lagi Gavileo sembari menundukan kepala.

“Yaudah. Gapapa.” jawab Laneya dengan menahan air matanya agar tidak keluar, sangat sakit mendengar jika seseorang yang kita sayangi malah berpelukan bahkan berciuman dengan masa lalunya. Tapi, Laneya tau. Pasti itu karena kelakuan gila dari mantan nya Gavileo.

“Ney, kamu nangis.. Ney aku minta maaf.” Gavileo memeluk kembali Laneya nya. Iya, hanya Laneya yang Gavileo cintai. Tidak ada perempuan lain, “i love you. Aku minta maaf.”