FGTN, 376
Akhirnya Gavileo, Jauzan dan Velasya sudah berkumpul dirumah Laneya. Namun, rumah Laneya memang sedang sepi karena Nelson sedang berada di kafe miliknya dan kedua orang tua Laneya sedang berada di KL.
“Kak Jauzan, tumben banget mau kerumah gue?” tanya Laneya yang sedang memainkan jemari Gavileo.
“Mau liat rumah atlet, tapi gue salah sih, soalnya malah liat si G nemplok sama lo, Ney.”
“Sirik aja lu.” sahut Gavileo yang menyenderkan tubuhnya kepada Laneya lalu melingkarkan tangan nya kepada pinggang Laneya.
“Kak?”
“Diem, aku kangen. Mau peluk kamu dari pinggir.”
Velasya hanya bisa melihat kemesraan antara Gavileo dan Laneya akhirnya pun dia membuka suaranya, “aduh mending gue ke teras aja deh, daripada ganggu yang bucin.” katanya.
Ketika Velasya duduk diteras, Jauzan menghampiri Velasya dan menemaninya. Sontak, Velasya menoleh, “Kak Jauzan?”
“Hehehe, hallo salam kenal, eh udah kenal deh.” ucapnya.
Velasya tersenyum, “iya waktu dikantin, kita udah sempet kenalan.”
Jauzan menganggukan kepala tanpa sadar ia mengeluarkan satu puntung rokoknya, tapi ia baru sadar disebelah nya ada Velasya jadi ia masukan kembali rokoknya kedalam saku celananya.
“Kok dimasukin lagi? Kalau mau ngerokok mah ngerokok aja.” titah Velasya.
“Ada lo.”
“Yaudah, gue masuk.”
“Jangan. Temenin disini aja.”
Disisi lain, Gavileo masih betah memeluk Laneya dari pinggir, tangannya masih melingkar dipinggang Laneya, “mau sampe kapan kak?”
“Sampe aku lepas nanti.”
“Ini udah lama.”
“Berarti belum.”
Laneya terkekeh, “padahal baru malem ketemu.”
“Iya malem tanpa kamu kayak udah seminggu ga ketemu kamu.”
“Lebay.” Laneya mencubit perut Gavileo.
“Sakit, ih!” lalu akhirnya Gavileo melepas pelukannya, lalu menangkup dagu Laneya, “cantiknya aku.” ujar Gavileo tersenyum lalu ia berdiri.
“Mau kemana?” Laneya menahan tangannya Gavileo, “bawa minum, sayang.”'
“Lo udah lama temenan sama Laneya?” tanya Jauzan kepada Velasya.
“Lama banget hahaha, dari dia SMA sih gue udah tau dia. Nama dia dikalangan atlet udah terkenal banget. Sampe-sampe pada takut kalau Laneya udah turun di nomor gaya dada. Gue aja cabor bulutangkis bisa hafal.”
“Kalau lo kak? sama Kak G, gimana? Kenal lama juga?”
Jauzan mengangguk, “Ya gitu lah, kita ketemu karena masing-masing punya masalah abis itu kita curhat udah gitu kita bikin band bareng, walaupun band nya becanda banget, tapi gue sayang sama mereka. Ya, walaupun juga mereka nyebelin nya minta ampun.”
Velasya tertawa kecil, “ mereka apa lo nya kak yang nyebelin?”
“Gue sih.” Jauzan tertawa lepas.
Tidak biasanya Jauzan bisa nyaman berbicara bersama wanita, karena kalau kalian tahu, Jauzan ini orang nya humoris tapi kalau urusan wanita dia lemah, bahkan kadang suka tidak percaya diri.
“Vel, boleh bagi nomor whatsapp nya?” tanya Jauzan dengan tiba-tiba.
Velasya yang terkejut langsung spontan menganggukan kepala, “boleh.”
Gavileo tidak membawa minum saja, ternyata ia membuatkan roti khas buatan dia untuk Laneya.
“Nih roti khas buatan aku, buat kamu.”
“Wih, makasih kak!”
Lalu, Gavileo kembali duduk dan kembali memeluk Laneya dari pinggir.